Monday 11 February 2008

Pengaruh Bahasa Asing terhadap Bahasa Kita

Mungkinkah bangsa kita termasuk bangsa yang terlalu mudah menyerap unsur-unsur budaya asing? Mungkin saja. Hal ini bisa kita lihat dari banyaknya khasanah atau kosa kata yang berasal dari bahasa asing. Interaksi budaya bisa terjadi pada semua bangsa atau peradaban karena sifat manusia memang saling membutuhkan. Lihat saja bahasa Inggris yang banyak mengambil kata-kata yang berasal dari bahasa Latin, Perancis, maupun Jerman. Demikian juga sebaliknya. Namun, tampaknya dalam hal penyerapan budaya (dalam hal ini bahasa asing) bangsa kita nomor satu. Bukti-bukti menunjukkan bahwa bahasa kita banyak mengambil dari berbagai bahasa lain seperti India (Hindu, Sansekerta misalnya maha, sila, caraka, dsb.), Cina (tahu, tauco, caysim), Jepang (harakiri untuk bunuh diri), Arab (sangat banyak untuk disebut satu persatu, nanti akan dibahas tersendiri), Persia (syah), Belanda (ledeng, rekening, korsleting), Portugal (kemeja), Inggris (sangat banyak), dan lain-lain, seiring dengan banyaknya bangsa yang pernah mengunjungi 
(dan menjajah) kita.
Anehnya, kita juga sering meminjam kata asing meskipun sudah memiliki kata yang memiliki arti yang sama. Apakah ini karena sifat bangsa kita yang suka gaya-gayaan, agar dianggap pandai atau banyak tahu? Coba saja simak misalnya kata kejam sering kali bergantian dengan 
kata sadis yang asalnya dari sadistic (Inggris).  
Atau misalnya usai atau selesai sering diganti dengan kelar yang berasal dari bahasa Belanda klaar atau clear (Inggris).
Betul kata pepatah bahwa bahasa menunjukkan bangsa. Nanti saya akan bahas mengenai hal ini di posting yang akan datang.

Salam,

Ika

No comments: